Friday, October 30, 2020

 SEKILAS SEJARAH BERDIRINYA Majelis Ta'lim Huna (HIMPUNAN NIAGAWAN ACHEH) MEDAN SUMUT

Berawal dari keinginan kuat untuk mengembalikan semangat menuntut ilmu agama Islam yang sesuai dengan jiwa pesantren aceh,mengajar mazhab syafi’i,maka timbullah keinginan dari salah satu putra aceh tgk Ayah Sen alumni pesantren mudi mesra,membentuk jamaah pengajian dari pedangang acheh,gayungpun bersambut,saat itu seorang anak ulama besar medan aceh Abi Keumala baru pulang menuntut ilmu dari hadramaut yaman darrul Mustafa Pimpinan habib umar beliau juga alumni mudi mesra,maka bertemulah beliau dengan tgk husain,akhirnya tgk husain menjumpai salah satu pedagang mie aceh tgk muhammad mila,dan terjadilah kespakatan untuk  mengumpulkan beberapa teman sepropesinya yang rata-rata pedagang mie aceh,maka mereka mengawali pengajiannya awal di rumah tgk ridwan,setelah itu mereka mengadakan rapat untuk memberi nama organisasi tersebut dan memilih pengurusnya,atas musyawarah maka dinamakanlah majlis ta'lim himpunan niagawan aceh atau Huna bila diterjemahkan ke dalam bahasa arab  berarti ke marilah atau kesinilah,sebagai seruan akrab untuk berkumpul dalam suatu wadah membina ruhani dan jasmani,secara aklamasi ketua yang terpilih tgk husain dan wakilnya tgk muhammad mila,memang dalam kehidupan organisasi selalu ada pasang surutnya, 

Tetapi karena di dasari  niat ikhlas hanya mencari ridha allah dan rasul serta mengharap keberkahan ulama acheh karn setelah huna terbentuk mereka mengawali langkahnya dengan meminta doa restu dari ulama aceh yaitu abu tumit ,

Abu Mudi tu suf abu panton abu lhok nibong dan beberapa ulama besar lainnya,dan maka sebagai pengenalan huna ke masyarakat aceh yang ada di medan diadakanlah peresmian huna di meunasah aceh sepakat jln merpati yang diresmikan oleh prof hasbalah sebagai tetua masyarakat aceh di medan menurut beliau dengan suatu trik bagus yang diambil huna mengadakan kenduri krn langkah pertama mengumpulkan masyarakat aceh adalah dengan berkhenduri sebab memang wataknya orang aceh suka khenduri dan ini adalah cara baik membudayakan sedekah,anggota huna tahun demi tahun semakin bertambah,saat ini anggotanya ada dari berbagai kalangan, ini semua karena tujuan utama huna hanya untuk mengaji tidak terjun ke dunia politik,huna telah membuka dua cabang dikota medan termasuk huna cabang satu amaliun dibawah bimbingan Tgk Fahmi Karimuddin dan huna cabang dua johor,setiap malam selasa dan malam sabtu mereka berkumpul di huna pusat mengikuti pengajian rutin al quran dan tafsir serta kitab kitab ulama yang berpegang pada ajaran ulama bermazhab syafii dalam fiqh

Ilmu tauhid berpegang pada imam asy'ari dan tasawwuf pada imam junaid al bagdadi dan imam ghazali,berkat berdirinya huna,penasehat huna tgk ridwanpun menyampaikan keinginannya untuk mendirikan pesantren sebagai suatu kelanjutan untuk mencetak generasi ahlussunnah terutama dari anak anak anggota huna sendiri dan umat islam umumnya ,maka dukungan yang kuat dan usaha dari tgk ridwan di belilah tanah di desa payah geli,setelah adanya tanah maka ada seorang pengusaha acheh mustafa langsung mengwakab sebuah mesjid  yang dinamakan almustafa menurut tgk ridwan almustafa untuk mengambil berkat kpda dari nama penghulu kita nabi muhammad,dan darul mustafa serta nama pengwakab mesjid,bersamaan itu di bangunlah sebuah balai sebagai tanda sudah berdirinya pesantren yang berciri khas aceh,pesantren dinamakan pesantren abu keumala al aziziyayah mengingat dua ulama besar ayah kandung tgk ridwan yaitu syekh syihabuddin syah serta syekh abdul aziz shaleh sebagai sahabat dekat beliau dan juga guru besar tgk ridwan,dan saat ini balai sudah ada dua dan tpapun di buka yang saat itu ketuai oleh Abi Medan alumni mudi mesra yang sudah lama menetap di medan,yang  pernah mendirikan Lembaga Anak Muslim “Adzkia College” di tahun 2007 di Diski Kec Sunggal dan sekarang Tkq dan tpq di lanjutkan oleh Tgk Syar Kawi Alput,juga alumni Mudi yang melanjutkan Studi S2 ke Medan dibantu oleh guru-guru lainnya diantaranya Tgk Zainal Zainal Un Abidin,Semoga Allah memberkati mereka 

Tkq dan tpq didirikan berwarna lain karena pengajian diadakan setelah magrib dan isya mengajarkan kitab kitab jawi peninggalan ulama ahlussunnah yang dahulu,guru tpa sudah ada enam orang dengan enam kelas,semoga dari anak anak tpa inilah akan terus melaju menjadi pesantren besar yang dicita citakan membawa faham ahlussunnah waljammaah yang mengajarkan kitab kitab kuning sesuai pesan para ulama acheh sehingga pesantren abu keumala menjadi wadah huna memperdalam ilmu agama serta menjadi serambi pesantren aceh di medan,selama berdirinya huna sudah banyak ulama acheh yang mengisi pengajian di majlis huna seperti abu mudi abu kuta krueng dan lain lain semoga ke depannya huna terus kuat menjadi jamaah dunia akhirat amiin

Powered by Blogger.

Thank's To Follow

Total Pageviews

Popular Posts